Trailer Melintang, Lalin Macet Total
PACITAN - Sejak Senin (14/6) petang hingga Selasa (15/6) sore kemarin, jalan provinsi Pacitan-Trenggalek, macet total. Penyebabnya, trailer pengangkut material proyek PLTU Sudimoro, melintang di tengah jalan. Tepatnya, di Desa Mentoro, Pacitan.
Sejumlah saksi mata mengatakan Senin petang belasan trailer mulai bergerak dari Desa Mentoro. Dalam konvoi itu, trailer bernopol L 8304 UW yang disopiri Harsono, 35, berada di urutan kedua. Namun, baru beberapa menit rombongan trailer bergerak, sebagian trailer mendadak mengurungkan perjalanannya. Bahkan, sebagian lagi mundur dan mencari lokasi parkir.
Pasalnya, trailer pertama bernopol L 8022 UW yang dikemudikan Sahat Manik, 40, mendadak ngadat. Hal itu terjadi saat trailer meleati jalan menanjak dan menikung. Diduga, trailer mengalami kerusakan mesin. Sehingga, tidak kuat menanjak.
Akibatnya, sopir trailer kedua yang berada tepat di belakangnya kebingungan. Sehingga mundur dengan posisi melintang jalan. Bahkan, roda bagian belakang sudah berada dibibir jurang sisi jalan. Beruntung, Harsono masih mampu menguasai kendaraannya. ''Kalau jatuh ke jurang, celaka,'' ujar salah seorang saksi mata kemarin (15/6).
Kejadian itu tidak saja membuat jajaran Satlantas Polres Pacitan sibuk mengatur arus lalu lintas. Namun, aktivitas masyarakat juga tersendat. Sebab, trailer itu menutup semua badan jalan. Hanya ada celah sekitar satu meter di antara trailer dan material kotak sebesar bus. Itu pun hanya bisa dilalui dengan zig zag. ''Sudah sehari semalam kita mengatur arus lalu lintas,'' kata Kasat Lantas Polres Pacitan AKP M Sugiyanto.
Pantauan di lokasi, celah itu hanya bisa dilewati dengan berjalan kaki atau kendaraan roda dua. Itu pun, dilakukan dengan buka-tutup. Bahkan, untuk sepeda motor yang mengangkut muatan di belakang, harus membongkar terlebih dulu. Begitu juga dengan penumpang bus trayek Pacitan-Ngadirojo. Mereka harus oper kendaraan dengan berjalan kaki sekitar satu kilometer.
Sejumlah kendaraan lainnya yang terjebak harus rela begadang semalaman di pinggir jalan. Namun, ada juga yang berusaha memutar kendaraan, kendati sangat sulit dan butuh waktu. Sebab, ruas jalan tidak terlalu lebar. Sedang di sisi jalan, menghampar jurang yang dalam.
Untuk mengantisipasi terjadinya antrean panjang, Satlantas sudah memberi rambu jalan. Seperti di perempatan Desa Mentoro dipasang pengumuman. Intinya, untuk kendaraan roda empat tidak bisa lewat. Sebagai alternatif, bisa ditempuh melalui jalur selatan. Yakni, Pacitan-Keboangung-Petung-Tulakan-Nagdirojo. Atau langsung Pacitan-Ngadirojo, lewat Jalan Lintas Selatan (JLS). Sedang tujuan utara dan sebaliknya, bisa ditempuh lewat Tegalombo-Tulakan.
Setelah proses evakuasi selama delapan jam menggunakan satu unit louder dan dua trailer, akhirnya trailer apes itu bisa diatasi. Sekitar pukul 15.00, jalur Pacitan-Trenggalek kembali normal.
Source: http://jawapos.com/
Sejumlah saksi mata mengatakan Senin petang belasan trailer mulai bergerak dari Desa Mentoro. Dalam konvoi itu, trailer bernopol L 8304 UW yang disopiri Harsono, 35, berada di urutan kedua. Namun, baru beberapa menit rombongan trailer bergerak, sebagian trailer mendadak mengurungkan perjalanannya. Bahkan, sebagian lagi mundur dan mencari lokasi parkir.
Pasalnya, trailer pertama bernopol L 8022 UW yang dikemudikan Sahat Manik, 40, mendadak ngadat. Hal itu terjadi saat trailer meleati jalan menanjak dan menikung. Diduga, trailer mengalami kerusakan mesin. Sehingga, tidak kuat menanjak.
Akibatnya, sopir trailer kedua yang berada tepat di belakangnya kebingungan. Sehingga mundur dengan posisi melintang jalan. Bahkan, roda bagian belakang sudah berada dibibir jurang sisi jalan. Beruntung, Harsono masih mampu menguasai kendaraannya. ''Kalau jatuh ke jurang, celaka,'' ujar salah seorang saksi mata kemarin (15/6).
Kejadian itu tidak saja membuat jajaran Satlantas Polres Pacitan sibuk mengatur arus lalu lintas. Namun, aktivitas masyarakat juga tersendat. Sebab, trailer itu menutup semua badan jalan. Hanya ada celah sekitar satu meter di antara trailer dan material kotak sebesar bus. Itu pun hanya bisa dilalui dengan zig zag. ''Sudah sehari semalam kita mengatur arus lalu lintas,'' kata Kasat Lantas Polres Pacitan AKP M Sugiyanto.
Pantauan di lokasi, celah itu hanya bisa dilewati dengan berjalan kaki atau kendaraan roda dua. Itu pun, dilakukan dengan buka-tutup. Bahkan, untuk sepeda motor yang mengangkut muatan di belakang, harus membongkar terlebih dulu. Begitu juga dengan penumpang bus trayek Pacitan-Ngadirojo. Mereka harus oper kendaraan dengan berjalan kaki sekitar satu kilometer.
Sejumlah kendaraan lainnya yang terjebak harus rela begadang semalaman di pinggir jalan. Namun, ada juga yang berusaha memutar kendaraan, kendati sangat sulit dan butuh waktu. Sebab, ruas jalan tidak terlalu lebar. Sedang di sisi jalan, menghampar jurang yang dalam.
Untuk mengantisipasi terjadinya antrean panjang, Satlantas sudah memberi rambu jalan. Seperti di perempatan Desa Mentoro dipasang pengumuman. Intinya, untuk kendaraan roda empat tidak bisa lewat. Sebagai alternatif, bisa ditempuh melalui jalur selatan. Yakni, Pacitan-Keboangung-Petung-Tulakan-Nagdirojo. Atau langsung Pacitan-Ngadirojo, lewat Jalan Lintas Selatan (JLS). Sedang tujuan utara dan sebaliknya, bisa ditempuh lewat Tegalombo-Tulakan.
Setelah proses evakuasi selama delapan jam menggunakan satu unit louder dan dua trailer, akhirnya trailer apes itu bisa diatasi. Sekitar pukul 15.00, jalur Pacitan-Trenggalek kembali normal.
Source: http://jawapos.com/
Comments
Post a Comment