Nasionalis(me) yang (Tak) Terkikis



Jika umak seorang Aremania, tentunya umak sering melafalkan slogan “wajib” Aremania. Slogan tersebut tak lain dan tak bukan adalah “Loyalitas Tanpa Batas.” “Loyalitas” dapat diartikan dengan “kesetiaan.” Sebagai wujud loyalitas tanpa batas, para Aremania pun melakukan apapun guna mendukung tim kesayangannya, Arema Indonesia. Ada yang rela membolos bekerja demi menonton Arema di stadion, ikut tour ke luar kota apabila Arema bermain tandang, hingga membeli tiket pada calo meskipun harganya naik 100% lebih dari harga normal. Aremania dipastikan memenuhi stadion Kanjuruhan kala Arema bermain di kandang sendiri. Bahkan saking penuhnya banyak Aremania yang tidak dapat masuk ke salam stadion. Di dalam stadion, Aremania berbaur menjadi satu dan bernyanyi untuk memberi semangat pada tim pujaannya.

Pernah suatu ketika Aremania terkena sanksi Komisi Disiplin PSSI tidak boleh memakai atribut Aremania di dalam stadion selama dua tahun. Hukuman itu merupakan buntut dari perusakan stadion Brawijaya, Kediri. Meski demikian, Aremania mempunyai cara unik untuk mensiasati hukuman tersebut. Mereka menggunakan atribut merah putih saat mendukung timnya di stadion. Seperti biasa, tepat setelah “Hymno Fair Play” diputar dan pemain masuk lapangan, lagu wajib “Padamu Negeri” pasti dikumandangkan sebagai wujud rasa nasionalisme. Aremania tak ketinggalan untuk ikut bernyanyi sambil membentangkan syal atau bendera merah putih yang mereka bawa. Aksi Aremania benar-benar luar biasa.

Namun itu dulu. Setelah hari “kemerdekaan” Aremania dan dapat menggunakan atributnya kembali, sepertinya Arema dan Aremania melupakan “ritual” penting sebelum pertandingan dimulai ketika bermain di kandang. “Ritual” itu tak lain adalah jarangnya dikumandangkan lagu “Padamu Negeri.” Padahal Arema-lah yang merintis “ritual” tersebut, sehingga tiap pertandingan wajib dikumandangkan lagu “Padamu Negeri.” Tentu hal ini terasa memprihatinkan, apalagi kini Arema berganti nama dari Arema Malang menjadi Arema Indonesia. Dengan menggunakan nama “Indonesia”, seharusnya Arema dan Aremania tidak melupakan sisi nasionalisme pada negeri ini. Marilah kita Aremania kembali mengumandangkan lagu “Padamu Negeri” sesaat sebelum pertandingan. Sepakbola Arema bukan untuk Aremania dan warga Malang Raya, namun juga untuk sepakbola Indonesia. Sebaiknya wujud Loyalitas Tanpa Batas bukan ditujukan ke klub Arema saja, melainkan juga loyalitas ke negara kita tercinta ini. Tak hanya Arema dan Aremania, akan tetapi seluruh klub dan suporter harus menunjukkan jiwa nasionalisme.

Ayo, tunjukkan nasionalisme-mu Arema dan Aremania…!!! Salam Satu Jiwa, AREMA INDONESIA.

Comments