Berkah Menolak Permen Sebagai Kembalian
Jika umak seorang Iwan Fals Mania , tentu umak mengenal gambar di atas. Ya...gambar uang dan sebuah permen di atas ayas ambil dari websitenya Pakdhe Iwan Fals. Ayas tertarik dengan artikel yang termuat di sana berjudul Tolak Permen Sebagai Kembalian . Begitulah...sebagai seorang anak kos, tentunya ayas sering "berbelanja" kebutuhan sehari-hari seperti sabun, pasta gigi, makanan, minuman, de-el-el ke warung atau minimarket. Nah, biasanya jika harga yang harus dibayar menunjukkan IDR X.600, IDR X.700, IDR X.800, IDR X.900 (X = nominal ribuan) dan ayas bayar pakai uang ribuan, mbak-mbak kasir sering memberi kembalian berupa permen seharga IDR 100, IDR 200, IDR 300, IDR 400, sesuai nilai kembalian. Awalnya sih ayas terima saja, lagipula permen itu juga ayas makan. Namun lama-kelamaan ayas mulai malas memakan permen-permen itu (takut sakit gigi... hehehe... ). Padahal tiap beli sesuatu pasti diberi kembalian berupa permen. Hasilnya, permen yang masih utuh berserakan di kamar. Mulai di meja, kasur, bawah kasur, sampai lantai. Mungkin kalau dikumpulkan ada sekitar 3 wadah gelas air mineral. Ya lumayan sekitar IDR 10.000. Hehehe...
Akhirnya dengan gagah berani (kayak superhero saja ), ayas selalu menolak jika diberi kembalian berupa permen. Apalagi setelah barusan membaca di websitenya Pakdhe Iwan Fals. Ayas jadi semangat untuk "memanas-manasi" nawak ayas agar mereka menolak juga jika diberi kembalian berupa permen. Hehehe... Dan ternyata dengan menolak menerima kembalian berupa permen, ayas merasakan manfaat yang sangat-sangat besar. Bagaimana tidak, meskipun uang-uang receh dengan nilai IDR kecil, namun jika dalam jumlah yang banyak dapat juga menyelamatkan kehidupan. Begini ceritanya. Saat akhir bulan kemarin (Mei), ayas (dan tentunya sebagian nawak-nawak) merasakan apa yang dinamakan bokek . Ketika uang ribuan, puluhan ribu, ratusan ribu "menghilang" dari dompet, uang receh terasa sangat berharga. Bahkan saking berharganya sampai-sampai ada istilah "dollar" ketika kita mengeluarkan uang receh dari saku atau dompet kita. Betul??? Kembali ke cerita, saat itu ayas mencoba mengumpulkan uang receh yang tersebar di penjuru kamar guna membeli sesuap nasi dan setetes minum . Berhasil!!! Dan tak disangka-sangka, dengan menggunakan "kekuatan" uang receh saja ayas dapat bertahan hidup selama 3 hari dengan makan 2 kali sehari, sebelum akhirnya tiba pada jadwal pulang kampung . Padahal 2 kali makan sekitar IDR 10.000 (wow!!!). Benar-benar "receh power" yang menakjubkan. Demikian ceritanya .
Jadi kesimpulannya adalah:
Last Update: -/-/-
Akhirnya dengan gagah berani (kayak superhero saja ), ayas selalu menolak jika diberi kembalian berupa permen. Apalagi setelah barusan membaca di websitenya Pakdhe Iwan Fals. Ayas jadi semangat untuk "memanas-manasi" nawak ayas agar mereka menolak juga jika diberi kembalian berupa permen. Hehehe... Dan ternyata dengan menolak menerima kembalian berupa permen, ayas merasakan manfaat yang sangat-sangat besar. Bagaimana tidak, meskipun uang-uang receh dengan nilai IDR kecil, namun jika dalam jumlah yang banyak dapat juga menyelamatkan kehidupan. Begini ceritanya. Saat akhir bulan kemarin (Mei), ayas (dan tentunya sebagian nawak-nawak) merasakan apa yang dinamakan bokek . Ketika uang ribuan, puluhan ribu, ratusan ribu "menghilang" dari dompet, uang receh terasa sangat berharga. Bahkan saking berharganya sampai-sampai ada istilah "dollar" ketika kita mengeluarkan uang receh dari saku atau dompet kita. Betul??? Kembali ke cerita, saat itu ayas mencoba mengumpulkan uang receh yang tersebar di penjuru kamar guna membeli sesuap nasi dan setetes minum . Berhasil!!! Dan tak disangka-sangka, dengan menggunakan "kekuatan" uang receh saja ayas dapat bertahan hidup selama 3 hari dengan makan 2 kali sehari, sebelum akhirnya tiba pada jadwal pulang kampung . Padahal 2 kali makan sekitar IDR 10.000 (wow!!!). Benar-benar "receh power" yang menakjubkan. Demikian ceritanya .
Jadi kesimpulannya adalah:
- Tolaklah ketika umak diberi kembalian berupa permen (kecuali jika umak benar-benar membutuhkan permen tersebut).
- Rajin-rajinlah mengumpulkan uang recehan/pecahan/koin (asal bukan mengemis/meminta-minta ).
- Jangan meremehkan uang receh, karena suatu saat akan menjelma menjadi "dollar."
Last Update: -/-/-
Comments
Post a Comment