IFFA vs Indonesia Damai



Dalam sisi sepakbola (tepatnya bal-balan) Indonesia, Bandung memang lebih dikenal dengan Persib Bandung. Tak ketinggalan Bobotoh dan Viking yang merupakan suporter fanatik Persib. Persib kita ketahui merupakan rival abadi Persija Jakarta. Otomatis Viking pun “bermusuhan” dengan Jakmania/TheJak (suporter Persija). Saking fanatiknya kedua suporter mendukung tim favoritnya, sering terjadi gesekan yang berujung pada kerusuhan antarsuporter dan menimbulkan kerusakan fasilitas umum bahkan korban jiwa.

Dibalik itu, ada hal menarik yang masih seputar sepakbola di Bandung. Banyaknya fans klub asing, tentunya berpotensi menimbulkan gesekan antarfans klub. Meski ayas hanya mengetahui dari membaca Tabloid Soccer edisi 47/X, menarik kita perhatikan bahwa “perbedaan tidak selalu memisahkan, malah justru terkadang bisa menyatukan dengan mengatasnamakan kecintaan terhadap sepak bola”. Kalimat tersebut berarti suporter tidak hanya fanatik terhadap klubnya sendiri dan menganggap suporter tim lain adalah musuh, tetapi harus berpikir kecintaan suporter tidak sebatas pada klubnya melainkan kepada sepak bola dan perkembangannya.

Dengan demikian, fans klub asing di Bandung membentuk wadah yang mampu menyatukan dan menjalin silaturahmi antarkelompok suporter. Wadah tersebut adalah Indonesian International Football Fans Club Association (IFFA). Hingga kini terdapat 15 fans klub berbasis Bandung yang bergabung di IFFA. Fans klub tersebut antara lain:

1. Milanisti Indonesia
2. Inter Club Indonesia
3. Indonesia Nerazzurra
4. Juventus Club Indonesia
5. Laziale Indonesia
6. Romanisti Indonesia
7. Fiorentina Fans Club Indonesia
8. United Indonesia
9. Chelsea Indonesia Supporter Club
10. Big Reds
11. Arsenal Indonesia Supporters
12. IndoSpurs
13. IndoBayern
14. FCB-Indonesia
15. Madridista Indonesia

Jika dilihat dari daftar suporter tersebut, terdapat beberapa tim yang merupakan rival abadi di negaranya sana. Milan vs Inter, Roma vs Lazio, Arsenal vs Spurs, Barca vs Madrid, dll. Namun apakah pernah kita lihat ada kerusuhan besar yang melibatkan suporter klub asing tersebut? Tentu tidak. Apalagi setelah terbentuknya IFFA di Bandung, diharapkan regional lain juga membentuk forum serupa untuk semakin mempererat silaturahmi antarsuporter klub asing di Indonesia.

Hal tersebut harusnya membuat suporter bal-balan tanah air tersadar bahwa kerusuhan yang mereka lakukan adalah sia-sia. Ayas pernah mendengar penuturan salah seorang Aremania yang merantau ke negeri Gingseng (Korea Selatan), dimana antara Aremania dan Bonekmania hanya “bermusuhan” di atas lapangan futsal. Di luar itu, mereka sama-sama merupakan perantau dari Indonesia. Memang sulit menyatukan perbedaan kelompok suporter di negeri sendiri. Bandingkan dengan Indonesia Damai yang diadakan sebanyak dua kali oleh Aremania. Meskipun tujuannya sama dengan IFFA yaitu menyatukan dan mempererat silaturahmi antarsuporter, namun masih ada suporter yang enggan datang dikarenakan rasa permusuhan dan dendam kesumat terhadap suporter tim tertentu. Padahal ayas menilai Aremania sebenarnya terbuka pada suporter lain, apalagi yang bisa diajak berdamai. Akan tetapi, bukan berarti Indonesia Damai gagal mendapatkan tujuannya. Karena lebih dari 80% perwakilan suporter tim besar yang datang dan berbaur satu sama lainnya penuh keakraban.

Ah…seandainya suporter klub Indonesia mampu mengendalikan ego dan emosinya, tentu tidak ada lagi kerusuhan, hujatan, kata-kata kotor, dll. Karena akhir-akhir ini banyak kaum wanita dan anak-anak yang berani menonton langsung di stadion. Harusnya suporter mampu menjaga keamanan dan kenyamanan dalam menonton bal-balan, baik di dalam maupun luar stadion. Senyaman suporter klub asing melihat tim kesayangannya meskipun hanya melalui layar besar.

Go bal-balan dan suporter klub Indonesia…!!!

Comments