Nusaptel 2.0, Software Buatan Dosen Ma Chung

Malang - Tak suka dengan software pemrograman yang ada, Bernaridho Hutabarat, dosen program studi Teknik Informatika Universitas Ma Chung membuat sebuah software bahasa pemrograman. Software yang diberi nama Nusaptel 2.0 itu, oleh pembuatnya diklaim lebih mudah untuk dipahami dan digunakan.

Secara awam, bahasa pemrograman dipahami sebagai suatu teknik komando atau instruksi untuk memerintah komputer. "Analoginya, bahasa pemrograman adalah mesin untuk menciptakan mesin," kata Bernaridho, ketika ditemui di Universitas Ma Chung, kemarin. Sejumlah software pemrograman yang sudah banyak beredar adalah C++, Pascal, atau Java.

Nusaptel 2.0, dibuat sejak tahun 1999 hingga diperkenalkan pertama kali di Politeknik Lhokseumawe pada Januari 2010. "Butuh waktu 10 tahun untuk riset dan membuatnya," kata pria yang pernah menjadi dosen ST Telkom Bandung pada 1992-1998. Meski membutuhkan waktu lama, namun ia beruntung karena untuk pendanaan, ia berhasil mendapat dana dari departemen komunikasi dan informasi (depkominfo) pada tahun 2008-2009. "Kalau ditotal, dana yang dibutuhkan untuk membuat software ini sekitar Rp 500 juta," ujarnya.

Orang awam mungkin akan terheran-heran dengan nominal sebesar itu, namun Bernaridho mengatakan biaya yang dikeluarkan untuk membuat Nusaptel 2.0 jauh lebih kecil daripada pembuatan software di negara lain. "Tidak ada 10 persennya lah," ujarnya.

Ia menegaskan, software buatannya ini lebih mudah untuk dipahami dan digunakan. "Ada teman saya sesama dosen, yang cepat menguasai Nusaptel 2.0. Padahal, sebelumnya ia tidak paham dengan software pemrograman," kata Bernaridho.

Untuk copyright atau hak cipta Nusaptel 2.0, Bernaridho mengatakan sudah mendapatkannya. "Tinggal trademark-nya saja yang masih diproses," ujarnya. Ketika disinggung tentang apakah akan mengomersialkan karyanya ini, alumnus S2 Telekomunikasi Universitas Coventry Inggris ini mengatakan, tujuan kesana (komersial) memang ada. "Tapi saat ini, saya masih mengedarkan versi trial yang bisa diunduh secara gratis di internet," katanya. Selain itu, Nusaptel 2.0 menjadi software yang wajib digunakan oleh anak didiknya di Ma Chung.

Ketika ditanya apa saja yang dilakukan dengan software ini, dengan merendah Bernaridho mengatakan, karena masih baru, output atau karya yang dihasilkan masih belum seberapa hebat. "Tapi saya berharap, software ini kelak bisa membuat sebuah sistem operasi baru," katanya.

Source: Radar Malang, Jawa Pos

Comments

Post a Comment