180 Kilo Kapri Bumiaji Tembus Jepang
Kota Batu - Kondisi alam Kota Batu menyimpan potensi besar sebagai penyuplai devisa negara. Kemarin dilakukan ekspor perdana kacang kapri ke Nagoya, Jepang yang dilakukan oleh PT Valor Indonesia, perusahaan ekspor impor komoditi agrobis di Malang, melalui jasa pengiriman maskapai Garuda Indonesia.
Ekspor perdana yang dilakukan di Pusat Kerajinan Kendedes, Singosari ini, memberangkatkan kacang kapri seberat 180 kilogram. Pemberangkatan ekspor perdana kemarin sekaligus menandai acara peresmian kerja sama Garuda Indonesia-PT Valor Indonesia.
Direktur Utama PT Valor Indonesia Atsuyuki Kawano mengatakan, ekspor kemarin adalah kali pertama dilakukan setelah perusahaan multinasional ini berdiri di Malang. Dalam mengembangkan usahanya, perusahaan yang ber-home based di Jl Raya Singosari 275, Singosari ini menyertakan sebanyak 50 petani di kawasan dataran tinggi Desa Junggo, Bumiaji, Kota Batu.
Manajemen PT Valvor bersama koperasi melakukan pengawasan ketat terhadap pemilihan jenis bibit, pengolahan tanah, serta perawatan tanaman yang dilakukan para petani binaan. "Kami buat komitmen dengan petani agar menanam kapri dari biji yang diimpor langsung dari Taiwan. Termasuk juga menggunakan pupuk yang telah kami sediakan. Hasilnya akan kami beli," janji Atsuyuki.
Komitmen yang dibuat dengan petani ini dilakukan untuk penjagaan kualitas tanam agar sesuai dengan negara pengimpor. Standar yang diajukan sangat ketat, salah satunya adalah produk agrobis harus bebas pestisida. "Jika dideteksi produk mengandung pestisida, langsung ditolak," imbuhnya.
Untuk itulah, pengawasan ketat dilakukan sejak kali pertama tanam oleh tim yang sudah dilatih sebelumnya. Untuk hasil panen kali ini, diakui Atsuyuki, sedikit terlambat karena terkendala cuaca yang sulit diprediksikan.
Ke depan, sedianya jumlah ekspor tidak hanya hitungan kilogram seperti sekarang, namun sudah hitungan ton. Dari rencana yang telah dibuat, semingu sekali hingga November mendatang akan dilakukan ekspor kacang kapri sebanyak 7 ton. Bahkan, bukan hanya poduk kapri, namun juga sayuran yang lain. "Potensi ekspor produk agribis ke Jepang tidak bisa dianggap kecil," ujar dia.
Karena sudah setahun terakhir Jepang mulai meninggalkan impor sayuran dari China dan Australia. Alasannya, produk pertanian di negara Tirai Bambu itu sudah banyak mengandung pestisida. Lirikan negara yang tujuan impor berikutnya adalah Indonesia, khususnya sayuran dari kawasan pertanian di Malang dan Batu.
Terpisah, Senior General Manager Area Eastern Indonesia PT Garuda Indonesia Suranto mengatakan, kerja sama yang dilakukan dengan PT Valor Indonesia merupakan bukti dukungan kepada Pemprov Jatim dalam pengembangan dan peningkatan pembangunan ekonomi.
PT Valor sebagai perusahaan berkembang dipilih karena memiliki area produksi yang luas di Blitar, Batu, Pasuruan, dan Malang dengan total area produksi seluas 43.475 hektare. "Kami senantias meningkatkan kualitas layanan kargo dengan menetapkan standar internasional dalam setiap kegiatan usaha," kata Suranto.
Di antaranya registrasi barang masuk hingga barang tiba di lokasi tujuan. Baginya, terpenting dalam bisnis pengiriman adalah barang bisa terangkut, tidak rusak, dan tiba tepat waktu.
Untuk diketahui, Garuda Indonesia merupakan operator penerbangan pertama di Indonesia yang memegang sertifikat IOSA (IATA Operational Safety Audit) yang diterbitkan oleh IATA (International Air Transport Association).
Source: Radar Malang, Jawa Pos
Ekspor perdana yang dilakukan di Pusat Kerajinan Kendedes, Singosari ini, memberangkatkan kacang kapri seberat 180 kilogram. Pemberangkatan ekspor perdana kemarin sekaligus menandai acara peresmian kerja sama Garuda Indonesia-PT Valor Indonesia.
Direktur Utama PT Valor Indonesia Atsuyuki Kawano mengatakan, ekspor kemarin adalah kali pertama dilakukan setelah perusahaan multinasional ini berdiri di Malang. Dalam mengembangkan usahanya, perusahaan yang ber-home based di Jl Raya Singosari 275, Singosari ini menyertakan sebanyak 50 petani di kawasan dataran tinggi Desa Junggo, Bumiaji, Kota Batu.
Manajemen PT Valvor bersama koperasi melakukan pengawasan ketat terhadap pemilihan jenis bibit, pengolahan tanah, serta perawatan tanaman yang dilakukan para petani binaan. "Kami buat komitmen dengan petani agar menanam kapri dari biji yang diimpor langsung dari Taiwan. Termasuk juga menggunakan pupuk yang telah kami sediakan. Hasilnya akan kami beli," janji Atsuyuki.
Komitmen yang dibuat dengan petani ini dilakukan untuk penjagaan kualitas tanam agar sesuai dengan negara pengimpor. Standar yang diajukan sangat ketat, salah satunya adalah produk agrobis harus bebas pestisida. "Jika dideteksi produk mengandung pestisida, langsung ditolak," imbuhnya.
Untuk itulah, pengawasan ketat dilakukan sejak kali pertama tanam oleh tim yang sudah dilatih sebelumnya. Untuk hasil panen kali ini, diakui Atsuyuki, sedikit terlambat karena terkendala cuaca yang sulit diprediksikan.
Ke depan, sedianya jumlah ekspor tidak hanya hitungan kilogram seperti sekarang, namun sudah hitungan ton. Dari rencana yang telah dibuat, semingu sekali hingga November mendatang akan dilakukan ekspor kacang kapri sebanyak 7 ton. Bahkan, bukan hanya poduk kapri, namun juga sayuran yang lain. "Potensi ekspor produk agribis ke Jepang tidak bisa dianggap kecil," ujar dia.
Karena sudah setahun terakhir Jepang mulai meninggalkan impor sayuran dari China dan Australia. Alasannya, produk pertanian di negara Tirai Bambu itu sudah banyak mengandung pestisida. Lirikan negara yang tujuan impor berikutnya adalah Indonesia, khususnya sayuran dari kawasan pertanian di Malang dan Batu.
Terpisah, Senior General Manager Area Eastern Indonesia PT Garuda Indonesia Suranto mengatakan, kerja sama yang dilakukan dengan PT Valor Indonesia merupakan bukti dukungan kepada Pemprov Jatim dalam pengembangan dan peningkatan pembangunan ekonomi.
PT Valor sebagai perusahaan berkembang dipilih karena memiliki area produksi yang luas di Blitar, Batu, Pasuruan, dan Malang dengan total area produksi seluas 43.475 hektare. "Kami senantias meningkatkan kualitas layanan kargo dengan menetapkan standar internasional dalam setiap kegiatan usaha," kata Suranto.
Di antaranya registrasi barang masuk hingga barang tiba di lokasi tujuan. Baginya, terpenting dalam bisnis pengiriman adalah barang bisa terangkut, tidak rusak, dan tiba tepat waktu.
Untuk diketahui, Garuda Indonesia merupakan operator penerbangan pertama di Indonesia yang memegang sertifikat IOSA (IATA Operational Safety Audit) yang diterbitkan oleh IATA (International Air Transport Association).
Source: Radar Malang, Jawa Pos
Comments
Post a Comment