Mitos Sleep Paralysis (Tidur Tertindih) Di Berbagai Negara
Kejadian ini ayas alami hari ini (30/03/10), sekitar pukul 04.40 WIB. Ayas terbangun karena merasa mual setelah sebelumnya minum kopi yang pahit (gara2 salah takar antara kopi dan gula). Ayas ke kamar mandi untuk cuci muka dan wudlu. Setelah kembali ke kamar, ayas segera menunaikan shalat Subuh. Selesai shalat, karena ayas merasa tidak enak badan, ayas kembali merebahkan diri di tempat tidur. 5 menit, 10 menit, 15 menit, mata ayas belum juga terpejam. Saat itulah ayas merasakan kedua tangan ayas tertindih oleh sesuatu. Padahal ayas sadar bahwa kedua tangan ayas letakkan di atas kepala, yang kanan menggantung di tepi ranjang sedangkan yang kiri berada di atas guling. Secara refleks ayas mencoba berontak dengan menghentakkan kedua tangan dan kaki ayas ke atas sambil menghela nafas panjang dan beristigfar. Alhamdulillah perasaan itu hilang. Kemudian terlintas di pikiran ayas tentang suatu mitos yaitu Sleep Paralysis (Tidur Tertindih). Kebetulan teman ayas pernah mengalaminya, malahan berhari-hari dia mengalami hal tersebut.
MITOS SLEEP PARALYSIS (TIDUR TERTINDIH)
Di budaya Afro-Amerika, gangguan tidur ini disebut the devil riding your back atau hantu yang sedang menaiki bahu seseorang.
Di budaya China, disebut gui ya shen alias gangguan hantu yang menekan tubuh seseorang.
Di budaya Meksiko, disebut se me subio el muerto dan dipercaya sebagai kejadian adanya arwah orang meninggal yang menempel pada seseorang.
Di budaya Kamboja, Laos dan Thailand, disebut pee umm, mengacu pada kejadian di mana seseorang tidur dan bermimpi makhluk halus memegangi atau menahan tubuh orang itu untuk tinggal di alam mereka.
Di budaya Islandia, disebut mara. Ini adalah kata kuno bahasa Island. Artinya hantu yang menduduki dada seseorang di malam hari, berusaha membuat orang itu sesak napas dan mati lemas.
Di budaya Turki, disebut karabasan, dipercaya sebagai makhluk yang menyerang orang di kala tidur, menekan dada orang tersebut dan mengambil napasnya.
Di budaya Jepang, disebut kanashibari, yang secara literatur diartikan mengikat sehingga diartikan seseorang diikat oleh makhluk halus.
Di budaya Vietnam, disebut ma de yang artinya dikuasai setan. Banyak penduduk Vietnam percaya gangguan ini terjadi karena makhluk halus merasuki tubuh seseorang.
Di budaya Hungaria, disebut lidercnyomas dan dikaitkan dengan kata supranatural boszorkany (penyihir). Kata boszorkany sendiri berarti menekan sehingga kejadian ini diterjemahkan sebagai tekanan yang dilakukan makhluk halus pada seseorang di saat tidur.
Di budaya Malta, gangguan tidur ini dianggap sebagai serangan oleh Haddiela (istri Hares), dewa bangsa Malta yang menghantui orang dengan cara merasuki orang tersebut. Dan untuk terhindar dari serangan Haddiela, seseorang harus menaruh benda dari perak atau sebuah pisau di bawah bantal saat tidur.
Di budaya New Guinea, fenomena ini disebut Suk Ninmyo. Ini adalah pohon keramat yang hidup dari roh manusia. Pohon keramat ini akan memakan roh manusia di malam hari agar tidak menggangu manusia di siang hari. Namun, seringkali orang yang rohnya sedang disantap pohon ini terbangun dan terjadilah Sleep Paralysis.
SHVOONG
MITOS SLEEP PARALYSIS (TIDUR TERTINDIH)
Di budaya Afro-Amerika, gangguan tidur ini disebut the devil riding your back atau hantu yang sedang menaiki bahu seseorang.
Di budaya China, disebut gui ya shen alias gangguan hantu yang menekan tubuh seseorang.
Di budaya Meksiko, disebut se me subio el muerto dan dipercaya sebagai kejadian adanya arwah orang meninggal yang menempel pada seseorang.
Di budaya Kamboja, Laos dan Thailand, disebut pee umm, mengacu pada kejadian di mana seseorang tidur dan bermimpi makhluk halus memegangi atau menahan tubuh orang itu untuk tinggal di alam mereka.
Di budaya Islandia, disebut mara. Ini adalah kata kuno bahasa Island. Artinya hantu yang menduduki dada seseorang di malam hari, berusaha membuat orang itu sesak napas dan mati lemas.
Di budaya Turki, disebut karabasan, dipercaya sebagai makhluk yang menyerang orang di kala tidur, menekan dada orang tersebut dan mengambil napasnya.
Di budaya Jepang, disebut kanashibari, yang secara literatur diartikan mengikat sehingga diartikan seseorang diikat oleh makhluk halus.
Di budaya Vietnam, disebut ma de yang artinya dikuasai setan. Banyak penduduk Vietnam percaya gangguan ini terjadi karena makhluk halus merasuki tubuh seseorang.
Di budaya Hungaria, disebut lidercnyomas dan dikaitkan dengan kata supranatural boszorkany (penyihir). Kata boszorkany sendiri berarti menekan sehingga kejadian ini diterjemahkan sebagai tekanan yang dilakukan makhluk halus pada seseorang di saat tidur.
Di budaya Malta, gangguan tidur ini dianggap sebagai serangan oleh Haddiela (istri Hares), dewa bangsa Malta yang menghantui orang dengan cara merasuki orang tersebut. Dan untuk terhindar dari serangan Haddiela, seseorang harus menaruh benda dari perak atau sebuah pisau di bawah bantal saat tidur.
Di budaya New Guinea, fenomena ini disebut Suk Ninmyo. Ini adalah pohon keramat yang hidup dari roh manusia. Pohon keramat ini akan memakan roh manusia di malam hari agar tidak menggangu manusia di siang hari. Namun, seringkali orang yang rohnya sedang disantap pohon ini terbangun dan terjadilah Sleep Paralysis.
SHVOONG
Comments
Post a Comment