Aktivitas Nelayan Pacitan Terhalang Ombak

love love

PACITAN - Akibat ombak laut Indonesia yang kurang bersahabat sebuah kapal tongkang pengangkut batu bara harus bersandar di Teluk Pacitan, Sabtu (27/2) kemarin. Selain faktor alam, tug boat Trans Power 241 yang menarik muatan seberat 7.908 metrik ton ini juga mengalami sedikit gangguan mesin kiri. ''Kami bersandar untuk perbaikan mesin,'' terang salah seorang ABK Trans Power 241, kemarin (28/2).

Diungkapkan, sebenarnya perjalanan kapal dari Kintap, Kalimantan, sampai di Selat Bali, tidak ada masalah. Namun, begitu memasuki peraian selatan Jawa, mendadak ombak sangat kuat. Untuk menghindari sesuatu hal kecepatan kapal yang sedianya menuju PLTU Cilacap dikurangi. ''Biasanya, kecepatan rata-rata berkisar 3 sampai 4 knot. Kemarin, kapal berjalan dengan kecepatan 0,5 sampai 1 knot.''

Diakui, kondisi seperti itu sudah biasa dialami. Terlebih, setiap memasuki perairan selatan Jawa yang memiliki karakterombak yang kuat. Karena itu, untuk menghindari hal terburuk, kapal berusaha berlindung ke teluk. Pasalnya jika dipaksa melawan arus, dikhawatirkan akan memperparah kerusakan mesin.

Sementara, puluhan nelayan masih memilih bersandar di kolam labuh Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tamperan, Pacitan. Pasalnya, ombak dirasakan masih belum bersahabat. Di sisi lain, saat ini belum banyak ikan. Agar tidak rugi, sebagian besar nelayan memilih tidak melakukan aktivitas di laut.

Hanya, untuk mengisi kesibukan mereka mempersiapkan sejumlahperalatan menangkap ikan. Beberapa buah rumpon besar, juga mereka persiapkan untuk dipasang di tengah laut. Sebab, rumponyang dipasang sebelumnya tidak lagi efektif. ''Jika ombak sudah membaik, kami akan segera memasang rumpon,'' ujar Andi, salah seorang nelayan asal Makasar, kemarin (28/2).

Sejumlah nelayan mengatakan, saat ini, banyak sekali rumpon yang dipasang di peraiaran laut Pacitan. Sebagain merupakan bantuan pemkab setempat. Namun, sudah banyak rumpon yang merupakan milik perusahaan nelayan. Terlebih, beberapa rumpon sudah tidak sebanding dengan jumlah nelayan yang berburu ikan di rumpon. Sehingga, hasilnya pun tidak maksimal.

Namun, ada juga sejumlah nelayan yang memilih tidak melaut lantaran terpengaruh berita gempa berkekuatan 8,8 Skala Richter yang mengguncang Chile. Pasalnya, pasca gempa muncul peringatan dari The Pacific Tsunami Warning Center, tentang kemungkinan akan terjadi tsunami di sepanjang pantai di Asia dalam waktu 24 jam. ''Andaikan terjadi tsunami, tidak akan sampai di peraiaran lepas Pacitan. Tetapi, kami perlu waspada,'' kata salah saeorang nelayan.

baca Jawa Pos

love love

Comments