Tour de Manahan, Solo - 22 Agustus 2011

Short URL: http://t.co/AB39VPg

Oleh: Alief Nartama Kurniawan

Pacitan - Tanggal 22 Agustus 2011, pagi-pagi setelah shalat Subuh, saya bersiap untuk mendukung timnas Indonesia. Kebetulan hari itu timnas melakukan pertandingan uji coba melawan timnas Palestina di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah. Karena event dekat dengan Pacitan, maka saya dan teman-teman memutuskan untuk mendukung timnas secara langsung. Sekitar pukul setengah enam pagi, saya dan beberapa Aremania Pacitan berangkat dengan mengendarai sepeda motor. Jalan yang dilewati adalah Kecamatan Punung, Kecamatan Donorojo, Wonogiri, Solo Baru dan akhirnya sampai Stadion Manahan, Solo. Alhamdulillah, perjalanan Pacitan-Solo relatif lancar tanpa hambatan. Hanya ada sedikit masalah yaitu salah satu dari rombongan tersasar jauh. Namun akhirnya sampai di area Manahan, Solo.

Sesampai di Solo, sekitar pukul setengah 9, kami pun beristirahat di masjid dekat pintu B Stadion Manahan. Ketua rombongan langsung berusaha mencari tiket kelas ekonomi tribun belakang gawang yang dibanderol IDR 25,000. Dibutuhkan sekitar 40 tiket karena Aremania Plat AE juga hadir. Ternyata loket penjualan tiket di Stadion Manahan dibuka pukul empat sore. Begitu pula di Stadion Sriwedari, Solo. Pukul 2 siang antrian penonton yang ingin menyaksikan laga timnas sudah mengular panjang. Sang ketua pun sulit mendapatkan tiket secara langsung. Apalagi 1 orang hanya berhak membeli 2 tiket. Akhirnya dipilihlah membeli ke calo tiket, memang lebih mahal sih, tetapi calo memberikan kemudahan dalam mencari tiket. Sambil menunggu mendapatkan tiket, kami pun mengobrol sambil menyanyi lagu-lagu Aremania (meskipun saya Ngalamania).

Pukul lima sore, kami pun sudah mendapatkan tiket. Karena menghormati teman yang masih berpuasa, termasuk saya, diputuskan masuk stadion pukul 7. Menurut panpel, pintu masuk baru dibuka pukul enam. Selesai berbuka puasa, tiket pun dibagikan pada rombongan. Ternyata tiket yang tersedia kurang satu. Sebagai wujud solidaritas, rombongan patungan untuk membeli kekurangan tiket ke calo meski harganya sudah 2 kali lipat! Sekitar pukul setengah delapan, rombongan bergerak menuju pintu masuk tribun belakang gawang sisi utara/bawah papan skor. Saking banyaknya suporter yang ingin melihat timnas, mau masuk saja harus berdesakan mengantri. Sampai dalam stadion, ternyata sudah penuh dengan suporter. Saya mencari-cari tempat duduk dan dapat tepat di paling depan dekat pagar pembatas. Rombongan kami terpisah menjadi dua bagian, satu di tribun bawah, satu di tribun tengah.

Tak berapa lama suporter mulai meneriakkan yel-yel "Indonesia..... Indonesia..... Indonesia....." dan "Garuda Di Dadaku" ikut dinyanyikan seluruh suporter di dalam stadion. Gerakan "ombak" juga divisualisasikan dengan apik dimulai dari tribun utara. Tentu saja suporter tuan rumah alias Pasoepati mendominasi tribun utara, namun ada juga suporter Arema Indonesia (Aremania), Persija Jakarta (The Jak), serta pendukung PSS Sleman (Slemania). Bahkan saya "dikepung" oleh sekelompok Slemania! Tak jadi masalah karena Ngalamania kan SADAM a.k.a SAlam DAMai. Lagipula tujuan utama adalah mendukung timnas Indonesia, meski kadang menyanyikan lagu suporter.

Suporter membentangkan syal, bendera merah putih atau apapun yang dibawanya saat lagu kebangsaan "Indonesia Raya" dikumandangkan. Lagu nasional seperti "Hari Merdeka" dan "Indonesia Pusaka" beberapa kali juga dinyanyikan. Babak pertama, kedua tim silih berganti melakukan serangan. Bahkan Indonesia memiliki kesempatan emas melalui sepakan Bambang Pamungkas yang masih melenceng dari gawang. Gol Indonesia pun dianulir karena dianggap offside (tak terhitung berapa kali pemain terjebak offside). Pertandingan serasa membosankan. Saat turun minum, suporter beristirahat karena lelah berdiri sepanjang babak pertama. Lima belas kemudian, kick-off babak kedua dilakukan. Permainan Indonesia terlihat kurang stabil di awal-awal babak kedua. Akibatnya terjadi sedikit kesalahan di lini belakang, saat Palestina melesakkan gol mudah 3 menit setelah kick-off melalui Suleiman Obaid. Suporter terdiam dibuat tak percaya dengan gol sepele tersebut. Sampai beberapa menit kemudian suporter masih enggan bernyanyi. Hingga akhirnya timnas Indonesia memecah kebuntuan menit 65' melalui gol "maut" Hariono (akhirnya Hariono ditandu keluar lapangan). 1-1! Stadion bergemuruh menyambut gol penyama kedudukan tersebut. Kembang api menyala di tribun sisi utara maupun selatan Stadion Manahan. Meriah bagai pesta tahun baru!

Suporter kembali bersemangat bernyanyi dan beraksi mendukung timnas Indonesia. Lagu "Sore Ini" menggema demi memberi semangat pada seluruh pemain Indonesia. Efeknya instant, permainan Indonesia membaik dan gencar melakukan serangan ke arah gawang Palestina. Christian Gonzales menggandakan keunggulan Indonesia di menit 70'. Lagi-lagi luncuran kembang api menghiasi langit Stadion Manahan. Tak henti-hentinya suporter bernyanyi mendukung timnas. 15 menit terakhir merupakan ajang "balas dendam" Bepe membayar lunas kesalahan babak pertama dengan mencetak dua gol sekaligus di menit 78' dan 85'. Indonesia 4 Palestina 1! Tentu saja kemenangan telak ini memuaskan suporter yang mendukung langsung di stadion, termasuk saya, maupun yang melihat di televisi.

Alhamdulillah, tidak rugi datang jauh-jauh dari Pacitan demi mendukung timnas Indonesia! Setelah pertandingan, rombongan dari Pacitan memutuskan untuk langsung pulang. Mampir makan nasi goreng di kawasan Solo Baru, sekitar pukul 1 dini hari rombongan berangkat menuju Pacitan. Jalanan yang terkadang gelap dan udara dingin tidak menyurutkan laju sepeda motor. Akhirnya tanggal 23 Agustus 2011 pukul setengah empat seluruh rombongan sampai di Pacitan dengan selamat sehat wal afiat. Alhamdulillah ya! :)

Comments